Menyelesaikan masalah tag canonical dan kendala-kendalanya

Author Image
tag canonical

Tag Canonical, Permasalahan, dan Cara Mengatasinya

Apa itu tag kanonikal?

Tag kanonikal adalah sebuah elemen HTML (<linkrel="canonical"href="..."/>) yang diletakkan di bagian <head> suatu halaman web untuk mengindikasikan kepada mesin pencari versi mana dari halaman tersebut yang merupakan versi "asli" atau yang paling otoritatif.

Mengapa ini penting?

Mesin pencari seperti Google bisa menemukan beberapa URL yang menampilkan konten yang sama atau sangat mirip. Ini dikenal sebagai konten duplikat (duplicate content). Tanpa tag kanonikal, Google mungkin akan bingung versi mana yang harus diindeks dan ditampilkan di hasil pencarian.

Hal ini bisa berdampak negatif pada peringkat SEO karena Google mungkin akan membagi sinyal peringkat (seperti feedback atau backlinks) di antara semua versi duplikat tersebut. Dan yang parahnya, pada akhirnya tidak satupun dari Url tersebut mendapatkan peringkat bagus di pencarian Google.

Sebagai ilustrasi bayangkan Anda memiliki sebuah toko online yang menjual baju. Anda punya satu halaman produk untuk "Baju Kaos Merah". Namun, karena sistem website, halaman ini bisa diakses dari beberapa URL yang berbeda, seperti misal:

  • https://tokoanda.com/produk/baju-kaos-merah (URL utama)
  • https://tokoanda.com/baju-kaos-merah (URL yang lebih pendek)
  • https://tokoanda.com/produk/baju-kaos-merah?sessionid=1234 (URL dengan kode pelacakan dari iklan)
  • https://tokoanda.com/produk/baju-kaos-merah?warna=merah (URL setelah pengguna memfilter warna)

Meskipun URL-nya berbeda, semua halaman itu menampilkan konten yang sama persis.

Bagi Google, ini adalah masalah. Google melihatnya sebagai konten ganda (duplicate content). Ketika ada banyak halaman dengan konten yang sama, Google bingung:

  • Mana halaman yang harus ditampilkan di hasil pencarian?
  • Mana halaman yang harus diberi peringkat dan "poin SEO"?
  • Jika ada website lain yang menautkan ke halaman ini, poin SEO-nya harus diberikan ke URL yang mana?

Jika Google bingung, bisa jadi tidak ada satu pun dari halaman itu yang akan mendapat peringkat baik. Dan untuk mengatasi kebingungan ini, maka Google menciptakan canonical tag atau tag kanonikal.

Bagaimana cara kerjanya?

Tag kanonikal akan mengkonsolidasikan semua sinyal peringkat dari Url duplikat ke Url kanonikal yang Anda tentukan. Dengan kata lain, tag ini membantu mesin pencari untuk memusatkan 'kekuatan' SEO dari semua halaman yang sama ke satu halaman utama atau versi asli.

Dengan kata lain, Kode ini berfungsi sebagai "petunjuk" atau "sinyal kuat" kepada Google untuk mengatakan:

"Hai Google, meskipun halaman ini (https://tokoanda.com/baju-kaos-merah?warna=merah) ada, versi utamanya yang paling penting dan harus diindeks adalah yang ini: (https://tokoanda.com/produk/baju-kaos-merah). Jadi, semua 'poin SEO' dan peringkatnya tolong berikan ke URL yang utama."

Kode di halaman duplikat (?warna=merah) akan terlihat seperti ini:


    <link rel="canonical" href="https://tokoanda.com/produk/baju-kaos-merah">
    

Dengan tag ini, Anda memberi tahu Google dengan jelas mana versi yang harus diindeks. Ini memastikan kekuatan SEO (seperti backlink) dari semua versi duplikat terpusat pada satu halaman utama.

Contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:

  • Variasi URL: Misalnya, website Anda bisa diakses melalui beberapa URL seperti https://example.com, https://www.example.com, http://example.com, dan http://www.example.com. Tag kanonikal membantu Anda menunjuk ke versi yang Anda inginkan sebagai versi laman yang utama.
  • Parameter URL: Pada situs e-commerce atau blog, URL bisa memiliki parameter seperti https://example.com/produk?warna=biru atau https://example.com/artikel?p=2. Meskipun kontennya sama, URL-nya berbeda. Tag kanonikal memastikan Google hanya mengindeks versi dasar, yaitu https://example.com/produk atau https://example.com/artikel.
  • Konten Bersindikasi: Jika Anda memublikasikan ulang artikel di situs lain, Anda bisa meminta situs tersebut untuk menggunakan tag kanonikal yang menunjuk kembali ke artikel asli di website Anda sebagai backlink. Ini akan memastikan mesin pencari mengetahui bahwa versi postingan di website Anda adalah yang asli dan Google diminta untuk mengarahkan semua point peringkat SEO ke situs Anda.
  • Halaman Versi Cetak: Banyak situs memiliki versi halaman yang disederhanakan untuk dicetak (misalnya, https://example.com/artikel/cetak). Dengan tag kanonikal, Anda dapat memberitahu Google bahwa versi utama adalah halaman web yang biasa bukan yang cetak.

Masalah yang sering Muncul

Di Google Search Console, Anda mungkin melihat status seperti "Duplicate, Google chose different canonical than user". Ini artinya: Anda sudah memasang canonical tag di halaman Anda (misalnya, menunjuk ke Url A). Tapi, setelah Google menganalisis semua sinyal lain di website Anda (seperti internal linking, sitemap, dan sebagainya), memutuskan bahwa ada Url lain (misalnya, Url B) yang lebih cocok untuk dijadikan canonical.

Dengan begini Google akan bingung dan secara otomatis memilih Url yang menurutnya lebih tepat, dan bisa jadi itu laman yang bukan Anda pilih sebagai Url Utama. Akibatnya, skor SEO akan menurun untuk laman anda tersebut dan bahkan menghilang dari pencarian.

Cara Mengatasi Masalah Canonical

Untuk mengatasi masalah ini, pastikan semua sinyal Anda konsisten:

  • Gunakan Canonical Tag yang "Self-Referencing": Pada halaman utama (https://tokoanda.com/produk/baju-kaos-merah), pasang juga canonical tag yang menunjuk ke dirinya sendiri. Ini adalah praktik terbaik.
  • Perbaiki Internal Linking: Pastikan semua link internal di website Anda (misalnya, dari halaman kategori ke halaman produk) hanya menautkan ke URL utama (canonical) saja, bukan ke versi duplikat.
  • Hapus URL Duplikat dari Sitemap: Sitemap Anda di Google Search Console hanya boleh berisi URL-URL yang canonical.
  • Gunakan URL Lengkap (Absolute URL): Selalu gunakan URL lengkap (dengan https:// dan nama domainnya) di canonical tag, bukan hanya /produk/baju-kaos-merah.

Studi Kasus di Blogspot dan cara mengatasinya

Masalah utama canonical di Blogger biasanya muncul karena Url versi seluler (mobile) yang secara otomatis memiliki parameter ?m=1. Jadi, Google melihat satu artikel sebagai dua halaman yang berbeda:

  • https://bloganda.blogspot.com/2025/08/judul-artikel.html
  • https://bloganda.blogspot.com/2025/08/judul-artikel.html?m=1

Meskipun isinya sama, Google menganggapnya duplikat.

Cara mengatasinya

Blogger sebenarnya sudah punya fitur untuk ini, tetapi terkadang tidak berfungsi dengan sempurna atau perlu diaktifkan. Anda bisa menambahkan kode ini ke template Anda:
  • Buka dashboard Blogger Anda.
  • Pergi ke Tema (Theme).
  • Klik tanda panah kecil di samping tombol Sesuaikan (Customize), lalu pilih Edit HTML.
  • Cari tag <head> di dalam kode HTML.
  • Di bawah tag <head>, tambahkan kode berikut:

          <link expr:href='data:blog.url.canonical' rel='canonical'/>
        

Kode ini bersifat dinamis. Artinya, Blogger secara otomatis akan mengisi data:blog.url.canonical dengan URL utama (canonical) dari setiap halaman, entah itu halaman beranda, halaman artikel, atau halaman label.

Dengan kode di atas, Anda secara eksplisit memberi tahu Google:

"Hei Google, jika kamu menemukan versi URL lain dari halaman ini (seperti yang ada ?m=1-nya), URL utama yang sebenarnya adalah yang ini. Tolong fokuskan semua 'poin SEO'-nya ke URL ini saja."

Selain meta tag di bagian head, ada beberapa langkah tambahan yang bisa Anda lakukan untuk memastikan sinyal canonical Anda kuat dan konsisten di mata Google:

  • Custom robots.txt: Anda bisa memberi instruksi ke Google untuk tidak merayapi (crawl) URL yang memiliki ?m=1. Caranya: Di dashboard Blogger, pergi ke Setelan (Settings). Pilih bagian Perayap dan pengindeksan (Crawlers and indexing). Aktifkan robots.txt kustom (Custom robots.txt) dan masukkan kode ini:

        User-agent: *
        Disallow: /*?m=1
        

Ini adalah cara lain untuk memastikan Google tidak menghabiskan waktu merayapi URL duplikat Anda.

  • Periksa Tautan Internal: Pastikan semua tautan internal yang Anda buat di dalam artikel atau blog Anda menggunakan URL yang bersih, tanpa ada parameter tambahan seperti ?m=1. Konsistensi ini penting untuk membantu Google memahami URL mana yang menjadi pilihan Anda.

Secara umum, menggabungkan solusi kode di head dan pengaturan robots.txt adalah cara yang paling ampuh dan cepat untuk mengatasi masalah canonical di Blogger.

Setelah Anda menerapkan perubahan ini, Anda bisa menunggu beberapa minggu. Google Search Console akan secara bertahap memperbarui laporannya saat Google merayapi ulang halaman-halaman Anda dan memahami sinyal canonical yang Anda berikan.

Demikian tentang menyelesaikan masalah canocical semoga membantu.

Mungkin Anda Tertarik Membaca Postingan ini?
Link berhasil disalin!
Tags :
Author Image

Onizukartz
Seorang yang suka perkembangan teknologi, blogwalking, dan mendokumentasikannya ke self-library dalam bentuk postingan di blog sejak 2012.

Related Posts

Show comments
Hide comments

0 Comments:

Posting Komentar